Kisah si Pengayuh (Bag.1)
Foto Hanya Ilustrasi
Titik awal ...
Kemiskinan , kesenjangan sosial
begitu terasa di kampung ku.Ada sebagian orang yang selalu memeras dan mencekik
saudaranya sampai begitu kehabisan nafas.Menghela nafas pun aku rasa tidak
bisa, si pencekik itu ialah orang yang menurutku cukup kaya, bisa dilihat dari
rumah gedongan tingkat mewah , Di jaga oleh beberapa preman sewaan.Pagar rumah
itu pun sangat tinggi dan di atasnya di pasang kawat berduri.Seperti nya si
pencekik takut jika ada orang yang nekat mencuri uang di rumahnya.
Darso berprofesi sebagai tukang
becak , setiap hari ia mengayuh becak tanpa kenal lelah ,walaupun aku tahu
badan nya sungguh ringkih , tetapi semangat nya untuk mencari nafkah sungguh
besar , tidak peduli panas ataupun hujan.Ia biasa beristirahat di warung di
samping pangkalan becak.Aku sering mengobrol basa basi dengan pak Darso ini.Aku
membicarakan banyak hal , menurutku Pak Darso sangat pintar dan pengetahuannya
luas.Pertama kita mengobrol hanya membicarakan masalah sosial masyarakat ,
setelah itu Pak Darso mulai menceritakan bagimana sulitnya hidup ini.
Semua berawal dari kenekatan
Darso pergi ke kota ,ia ingin seperti saudara dan teman yang sukses usaha dan
bekerja di kota , mereka yang sukses pulang ke kampung dengan cerita tentang
keadaan di kota dan menceritakan bagaimana enak nya tinggal di kota.Memang
kampung ini sangat terpencil , jauh dari hiruk pikuk keramaian, Darso pun
berniat ingin pergi ke kota untuk merubah nasib nya.